Quote Diary

dear all..
no matter how much it hurts..
its no need to worry about..
life must go on.
stay calm and briliant..
if i can did it.. tat everybody same too.


Friday, December 23, 2011

chrismast shoes miracle (part 3,4,5 continued)

Chap.3

the young couple and Aimee



















Little Angel

Setelah mengunjungi toko Pieter..
selama perjalanan pulang menuju rumah kecilnya,
Aimee berpikir keras.. ucapan Pieter begitu dalam,
namun ia tidak mengerti apa maksudnya sedikitpun.
hari mulai malam dan semakin dingin.
sepasang suami istri muda sedang berjalan menyebrangi jembatan.
tiba-tiba seseorang yang berlawanan arah jalannya
tanpa sengaja menabrak istri tersebut lalu menjatuhkan keranjang rotinya,
sehingga semua isinya jatuh ke dalam sungai.
tetapi orang tersebut tidak acuh sedikitpun kemudian pergi begitu saja
seolah tidak terjadi apa-apa,
"tidak ada yang tersisa!" ucap si suami yang panik melihat roti-roti mereka
habis tenggelam di sungai.
"bagaimana kita dapat melewati hari ini tanpa makan malam?"
balas si istri yang ikut merasa khawatir.
Aimee terdiam memandang mereka dari jauh dengan dahinya yang berkerut.
ia membalikan badannya dan mengejar pemuda tersebut yang jaraknya belum cukup jauh,
lalu berteriak..
"paman! kau harus mengganti roti mereka!"
"apa katamu?" kata paman itu yang sedikit menoleh kepadanya
"aku bilang kau harus mengganti roti mereka yang telah kau jatuhkan!"
dan kali ini orang itu dengan sangarnya berbalik menghadapnya
"hei nak, aku ini orang susah.. apakah begitu penting bagimu hanya untuk mengganti
roti-roti mereka yang aku sendiri juga tidak akan sanggup untuk membayarnya?!"
bentaknya sambil berjalan pelan mendekati Aimee,
sampai Aimee juga harus ikut mundur perlahan karena agak takut.
"kau.. kau bisa bekerja keras..untuk mengganti rugi mereka.."
tanpa mengatakan apapun lagi, pria tersebut melayangkan telapak tangannya ke udara
bersiap memukul Aimee.
Aimee memejamkan matanya kuat-kuat..
untungnya suami muda tadi dengan cepat masih sempat menghentikan rencananya,
dan  si istri langsung memeluk Aimee untuk melindunginya.
"hentikan. jangan khawatirkan soal roti itu, tolong pergilah.." ucap suami itu dengan tenang.
pria itu menarik tangannya dari genggaman si suami dengan keras dan pergi jauh meninggalkan mereka bertiga.
"Apakah kau baik-baik saja gadis kecil? apa kau terluka dear?"
tanya si istri muda memegang kedua pipi Aimee dengan lembut.
Aimee memandang kedua matanya yang lentik, ia begitu terharu melihat perhatian
pasangan muda tersebut melebihi orang tuanya sendiri.
"tidak.. aku baik-baik saja, terima kasih.."
"jangan lakukan itu lagi nak, kami begitu khawatir.." sahut si suami muda kepadanya
"maaf.. aku hanya ingin menolong kalian, tapi malah aku yang ditolong..hahaha.."
jawab Aimee sambil tertawa, tetapi sayangnya mereka mengetahui
sebenarnya ia bersedih.
"tidak apa-apa, itu hanya roti.. bukan senyummu yang hilang gadis kecil.." kata si suami lagi
sambil mengelus kepalanya.
sudah lama sekali.. Aimee merindukan sosok ayahnya yang mengatakan
hal sedemikian rupa seperti dulu. Sambil menahan air matanya,
Aimee bertanya pada si suami muda tersebut..
"mengapa? kalian membiarkan orang itu, pergi begitu saja..
padahal aku tahu, sebenarnya kau bisa melawan orang itu paman.."
si istri muda tersenyum dan membalas..
"karena kami percaya, kasih masih ada di dunia ini sayangku.."
mata Aimee mendadak terbuka lebar mendengarnya.
suaminyapun ikut berkata sambil memandang istrinya
"benar.., selama kamu masih memikirkan dirimu sendiri..
pada dasarnya kamu tidak akan pernah bahagia.
hari natal lahir sebagai hari untuk mengenang kasih dengan Tuhan dan semua orang.. "
Pasangan suami istri itu telah membukakan mata Aimee begitu dalam..
kali ini ia benar-benar tersenyum tulus dan hatinya terasa begitu hangat
meskipun udara begitu dingin di jalanan sepi itu..
"maukah.. kalian menerima sedikit uangku.. ?
tidak banyak.. tapi aku rasa ini pasti membantu.."
tanyanya ikhlas sambil menyodorkan kantung kecil dari jaketnya.
"jangan kasihani kami nak..kami tidak.." ucap si suami enggan.
"aku... bukan mengasihani kalian. tapi aku mengasihi kalian.."
si istri tanpa sadar mencucurkan air matanya dan kembali memeluk Aimee lagi
"terima kasih Tuhan.. kau benar-benar malaikat kecil.."
"begitupun juga denganku.. terima kasih.. sangat banyak.."
balas Aimee yang ikut tersenyum terharu..
tidak lama setelah itu mereka berpisah di jalan itu dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

Chap 4. 


Aimee surprise plan's






















SURPRISE plan's 


tetapi begitu sampai di rumah Aimee mendapatkan
kejadian yang tidak terduga kesekian kalinya..
saat itu dad pulang cepat dan terlihat sedang bercanda dengan Maria di ruang tv.
"Dad!" sahut Aimee sangat kangen.
"hei... Aimee kecilku.."
Aimee menghampirinya, dan mereka berpelukan..
"jangan berkata begitu, aku bukan anak kecil lagi" gerutunya.
dad dan Maria tertawa.
"tentu saja.. karena siapapun yang melihatmu pasti tidak seperti anak 12 tahun,
mungkin mereka mengira anak berumur 9 tahun" ledek Maria.
"huh, kau ini.. kau harus sopan denganku yang lebih tua.." kata Aimee tidak terima.
 mereka tertawa riang..
"mulai sekarang dad harus pulang lebih cepat.. aku dan Maria sudah kangen sekali padamu"
dan Maria pun ikut mengangguk.
"begitukah? rasanya hari ini kamu lebih ceria Aimee.." kata dad lagi.
"tidak..itu hanya perasaan dad saja..sungguh, natal tahun ini pasti akan luar biasa.."
harap Aimee yang tidak sabar menunggunya.
Tiba-tiba Aimee mendapatkan satu ide yang hebat
kemudian ia berbisik kepada Maria
"itu ide yang luar biasa!" jawab Maria setuju.
"tentu saja.. ayo segera kita diskusikan di kamar!"
mereka berdua meninggalkan dad yang penasaran dengan tingkah mereka.
sesampainya di kamar..
"bagaimana jika kita membuat boneka rajut? mom pasti menyukainya.."
"atau kita akan ke dapur menyelinap tengah malam dan membuat kejuatan muffin coklat?
Dad sangat suka muffin.."
sementara mereka berdiskusi,
nenek tanpa sengaja mendengar rencana mereka lewat celah pintu
dan tersenyum hangat.

Chap 5.


Aimee and lovely grandma






















THE upon verity 

sehari sebelum natal.. tgl 24 December saat pagi hari,
hangatnya suasana natal dan liburan panjang itu sangat menggairahkan semangat Aimee.
pohon kecil dan hiasan natal di rumahnya telah terpajang manis disetiap ruangan.
Tetapi ada yang sedikit lain.. mom sama sekali tidak mempedulikannya sedikitpun.
hampir ia menghabiskan waktunya duduk merenung di dekat jendela bersalju.
di balik pintu kamar, mereka mengintip.
"Maria.. apa yang terjadi dengan mom?" tanya Aimee bingung.
Maria menggelengkan kepalanya.
Tadinya mereka ingin memberikan hadiah kejutan mereka,
namun dengan serempaknya mereka mengurungkan niat itu dulu.
"ini tidak menyenangkan.." keluh Maria setelah menaruh kadonya.
"hei.. aku tidak berpendapat demikian,
kita memang terlalu cepat untuk memberikannya.."
"apakah mom akan menyukai hadiah kita? Aku jadi ragu.."
"pasti dia akan menyukainya..apalagi darimu Maria.."
keadaan hening sebentar dan Maria bergumam.
"hei Aimee.. kau.. sudah banyak mengalah.."
"apa?"
"selama ini aku telah banyak bohong kepada mom soal semua kesalahanmu,
itu semua karanganku..
waktu itu aku senang karena dari dulu aku selalu diutamakan oleh mom
lebih darimu.. "
bersamaan dengan ucapan Maria perlahan-lahan saljupun ikut turun.
"aku ini bukan seorang seorang sister's yang baik untukmu.."
mereka bertatapan, dan sesaat itu Aimee tidak bisa berkata-kata..
perasaanya bercampur aduk lalu ia meninggalkan Maria seorang diri di kamar mereka.
ia mengambil jas panjangnya dan hendak pergi keluar lagi.
tapi nenek Shellby menahannya.
"di luar dingin.." katanya sambil memakaikan syal di leher Aimee
"aku.. ingin pergi sebentar grand.. bolehkah?"
"jika aku boleh menemanimu gadis kecil.."
"ooohh grand....tentu saja kau boleh, dengan senang hati.."
grand juga ikut memakai sweater dan jaket tebalnya.. mereka berdua
pergi ke orchid garden yang tidak jauh dari kediaman mereka.
"waahhh...sudah lama sekali tidak kesini.." ucap Aimee yang begitu lepas
sesampainya di sana.
"taman hijau ini telah menjadi tumpukan salju putih sama seperti pertama kali kita datang kesini,
iya kan grand..?"
"benar dear.. dulu kau masih sangat kecil,
aku masih ingat saat kita bertiga datang saat kau masih
berusia 5 tahun sambil digendong oleh anakku.."
ucapan nenek shellby telah mengingatkan Aimee yang tersenyum kecil
akan kenangan lama itu sambil menyelusuri jalanan lurus yang dikelilingi pohon cemara.
"grand.. apa mom, baik-baik saja?
ia telah menghabiskan waktunya 2 tahun lebih hanya untuk duduk di dekat jendela.. "
grand terdiam sejenak. namun ia akhirnya bicara,
"baiklah.. aku akan bercerita untukmu cucuku..
karena sudah saatnya kamu untuk mengetahuinya.."
"apa maksudnya grand..?" tanya Aimee lagi heran.
"ini kisah tentang Chris yang hilang.. kakakmu.."
Aimee sangat terkejut dan tidak yakin.
"Aku? punya kakak?!"

to be continued.. check the post later..

No comments:

Post a Comment